Florian Wirtz Senjata Baru Liverpool untuk Mengarungi Premier League?

Kehilangan sosok kreatif seperti Trent Alexander-Arnold tentu menjadi pukulan bagi Liverpool. Namun, The Reds nampak tak mau berlama-lama meratapi nasib. Rumor santer menyebutkan Liverpool bergerak cepat di bursa transfer, dan nama Florian Wirtz menjadi incaran utama. Pemain berusia 22 tahun dari Bayer Leverkusen ini digadang-gadang sebagai jawaban atas kebutuhan kreativitas di lini tengah.
Selama dua musim terakhir, Wirtz tampil memukau dengan 124 kreasi peluang dari open play dan 164 successful take-ons. Yang menarik, di musim 2024-2025, ia tidak hanya menjadi “penyuplai” kreativitas dengan 12 assist, tetapi juga menunjukkan insting mencetak gol dengan 10 gol di namanya. Kemampuan komplet ini menunjukkan bahwa Wirtz adalah paket lengkap sebagai kreator sekaligus goal-getter.
Leverkusen pun tak main-main dalam melepas talenta emasnya. Kabarnya, Wirtz selangkah lagi akan menjalani tes medis dengan banderol fantastis £116 juta, termasuk £16 juta dalam bentuk tambahan. Harga setinggi ini tentu sepadan dengan performa luar biasa yang ia tunjukkan selama lima tahun membela Leverkusen. Namun, pertanyaan besarnya adalah, mampukah ia mereplikasi performa gemilangnya di kerasnya Premier League? Mari kita bedah bersama!
Fleksibilitas Posisi dan Adaptasi Taktik di Liverpool
Florian Wirtz sering beroperasi sebagai gelandang serang ( attacking midfielder) dalam formasi 3-4-2-1 bersama Bayer Leverkusen dan tim nasional Jerman. Hal ini menarik mengingat Liverpool di bawah Arne Slot cenderung menggunakan formasi 4-2-3-1. Secara umum, Wirtz memang lebih banyak ditempatkan di posisi attacking midfielder atau nomor 10, bahkan sebagai second striker dan terkadang mengisi pos winger kanan.
Lalu, bagaimana Wirtz akan cocok dengan taktik Liverpool? Ia bisa saja digunakan sebagai gelandang serang nomor 10, mirip dengan peran yang ia jalankan di Leverkusen. Mengingat di posisi sayap kiri sudah ada Luis Diaz dan Cody Gakpo, ada juga kemungkinan Arne Slot memiliki sistem alternatif, mencoba Wirtz di peran baru yang lebih fleksibel, seperti yang pernah dilakukan Luis Diaz di beberapa pertandingan.
Otak Serangan yang Tak Tertandingi
Sebagai seorang attacking midfielder, Wirtz memiliki output kreativitas yang luar biasa, menunjang kemampuan menyerangnya. Dalam fase build-up, ia seringkali turun hingga mengisi posisi nomor 6, tidak hanya melakukan back-pass, tetapi juga membantu progres bola melalui kombinasi one-two dan dribble ke depan. Ia piawai mengidentifikasi ruang kosong di belakang lawan, melakukan scanning, dan menentukan gerakan selanjutnya bahkan sebelum menerima bola. Kecerdasannya ini memungkinkannya untuk melepaskan umpan progresif ke depan.
Kemampuan Wirtz untuk memprogresikan bola sangat penting, terutama untuk menghadapi high-press ala Premier League. Ia bisa membantu rekannya dengan turun dan kemudian memprogresikan bola ke depan menggunakan kemampuan dribble-nya. Musim lalu, Wirtz tercatat sebagai pemain yang paling sering melakukan dribbles complete di Bundesliga.
Apa yang membuat dribbling-nya sulit dihentikan? Wirtz memiliki daya ledak dan gerakan kejutan bagi lawan. First touch-nya sangat halus dan ia punya persepsi permainan yang luar biasa, selalu waspada terhadap lawan yang datang dari segala arah. Ini juga yang membuatnya selalu tahu aksi lanjutan bahkan sebelum menerima bola. Kemampuan ini sangat krusial untuk membantu timnya melancarkan serangan counter-attack, yang merupakan salah satu ciri khas mematikan Liverpool.
Membongkar Pertahanan Lawan: Antara Visi dan Kelincahan
Pembelian Wirtz adalah langkah terukur dari Liverpool. Selain kemampuannya untuk lepas dari high-press lawan, pemain timnas Jerman ini juga punya kemampuan membongkar low block. Arne Slot tentu menyadari bahwa musim depan Liverpool kemungkinan besar akan sering menghadapi tim yang bermain low block, dan Wirtz adalah jawaban untuk permasalahan ini.
Sebagai gelandang serang, Wirtz kerap melebar ketika area tengah sudah terlalu padat. Ini karena ia memiliki kemampuan melepaskan crossing-crossing berbahaya. Siapapun yang menjadi striker Liverpool nanti, hanya perlu meningkatkan kemampuan konversi peluang agar umpan-umpan manis Wirtz tidak sia-sia. Visi tajamnya memungkinkannya untuk mengirimkan umpan terobosan berbahaya bahkan dari sayap.
Dalam urusan mengolah si kulit bundar, Wirtz memang jempolan. Statistik data menunjukkan ia selalu menjadi top tier di berbagai aspek jika dibandingkan dengan semua gelandang di lima liga top Eropa. Yang menarik, dribble bukanlah satu-satunya senjatanya. Ia bisa menggunakan first touch-nya untuk menyulitkan lawan merebut bola, bahkan memberikan umpan melalui sela-sela kaki lawan. Ketika dribbling terasa sulit, Wirtz tidak memaksakan diri, melainkan mencari ruang dan mengekspos celah atau gap antar bek lawan. Kemampuan ini menjadi senjata ampuh untuk membongkar pertahanan lawan.
Kematangan Pengambilan Keputusan dan Insting Gol
Wirtz juga menunjukkan kematangan decision-making yang luar biasa. Saat bermain melawan Portugal di semifinal UEFA Nations League, ia memberikan keunggulan bagi Jerman dengan mengekspos ruang kecil di pertahanan Portugal setelah memberikan umpan ke Kimmich. Ia tidak ragu melepaskan tembakan keras, terbukti menjadi pencetak gol tercepat bagi Jerman saat melawan Prancis. Kepercayaan diri dalam memegang bola saat menyerang inilah yang membuat Wirtz menjadi salah satu jantung penyerangan Leverkusen, bahkan membantu mereka menghentikan dominasi Bayern Munchen.
Etos Kerja dan Adaptasi Premier League
Selain kreativitas menyerang yang luar biasa, Wirtz juga memiliki kemampuan pressing yang cukup baik untuk ukuran pemain kreatif di lini depan, sesuatu yang sangat dibutuhkan di sepak bola modern. Musim lalu, ia mencatatkan 39 high turnover, yang merupakan tertinggi di Bundesliga. Ini menandakan etos kerja tinggi dalam melakukan press dan memenangkan possession di area lawan. Tak jarang ia juga turun cukup dalam untuk membantu pertahanan memenangkan bola bagi timnya, bahkan mengejar pemain lawan yang berusaha melakukan counter setelah kehilangan bola di depan.
Kombinasi skill dan etos kerja ini membuat Wirtz sangat cocok untuk adaptasi dengan Premier League yang terkenal dengan fisik dan intensitas tinggi. Untuk urusan intensitas, Wirtz rasanya bisa mengimbangi. Namun, untuk urusan fisik, ia harus terbiasa dengan tekel-tekel keras. Semoga saja hal ini bukan masalah besar baginya, dan Premier League akan semakin berwarna dengan kehadiran “penyihir” muda dari Jerman ini.