Otomotif

Indonesia, “menu” utama panjat tebing dalam bola

Ibukota – Negara Indonesia yang berpenduduk lebih tinggi dari 280 jt jiwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2025, pada saat ini kian "menyala'" dalam cabang olahraga panjat tebing (wall climbing) berkat prestasi gemilang yang dimaksud diukir para atletnya.

Jika Italia dinobatkan oleh laman perjalanan serta kuliner terkenal TasteAtlas sebagai negara dengan surga wisata makanan nomor satu pada dunia, maka tak salah bila meletakkan Indonesia ke pada "menu" utama sorotan global di olahraga panjat tebing.

Sajian menu yang digunakan memikat itu dimulai oleh A'an Aviansyah, yang dimaksud berhasil menyabet medali emas di SEA Games XXVI Jakarta-Palembang 2011.

Dia berhasil bermetamorfosis menjadi atlet panjat tebing Indonesi pertama yang meraih emas dari nomor boulder putra, pada cabang olahraga yang baru pertama kali dipertandingkan ke event se-ASEAN ketika itu.

Tidak cukup sampai ke situ, di dalam ruang lingkup yang mana tambahan besar, yakni Asian Games Jakarta-Palembang 2018, para penghuni tim nasional panjat tebing Nusantara kembali mengukir sejarah manis dalam panggung internasional.

Ketika itu panjat tebing pun perdana dipertandingkan pada level Asia, dan juga Nusantara tak tanggung-tanggung memanfaatkan peluang tersebut, dengan memborong tiga medali emas, melalui nomor speed relay putra kemudian putri, juga speed putri.

Tim speed relay putra yang mana merebut emas dihuni oleh Muhammad Hinayah, Rindi Sufriyanto, Abu Dzar Yulianto, kemudian Veddriq Leonardo, sedangkan tim speed relay putri diperkuat Aries Susanti Rahayu, Puji Lestari, Fitriyani, juga Rajiah Sallsabillah.

Dalam nomor speed putri, Aries Susanti Rahayu kembali menorehkan namanya sebagai peraih emas.

Selanjutnya, pada event multievent paling bergengsi yakni Olimpiade, giliran Veddriq Leonardo yang digunakan mengharumkan nama bangsa serta negara ke hadapan masyarakat dunia.

Veddriq berhasil membukukan namanya sebagai juara Olimpiade Paris 2024 pada nomor speed putra.

Momentum itu telah lama mengguncang rakyat dunia, lantaran ia berubah menjadi atlet panjat tebing Nusantara pertama yang merengkuh medali utama, ditambah ia juga pemegang enam peringkat juara di beberapa seri turnamen bola yang tersebut diselenggarakan Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC).

Veddriq berjaya mulai dari Piala Global IFSC pada Amerika Serikat (AS) pada 2021, Swiss 2021, Korea Selatan (Korsel) 2022, Negeri Paman Sam 2022, Korsel 2023, serta terakhir kembali pada Amerika Serikat pada waktu 2023.

Maka bukan salah, bila pria dengan syarat Pontianak, Kalimantan Barat, itu telah lama berjasa menyebabkan Nusantara di dalam puncak prestasi, sekaligus menjelma layaknya pizza atau pasta nan nikmat ke restoran Italia, alias berubah menjadi sajian utama yang digunakan ditunggu rakyat dunia.

Peluang sebagai tuan rumah

Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) kembali memilih Negara Indonesia berubah menjadi tuan rumah seri ketiga Piala Global Panjat Tebing 2025 atau IFSC Climbing World Cup Bali 2025 juga disertai sebanyak 221 kontestan dari 30 negara.

Kegiatan bergengsi yang digunakan memperlombakan nomor speed dan juga boulder untuk kategori putra kemudian putri itu, dilaksanakan di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Daerah Badung, Bali, pada 2-4 Mei mendatang,

Sebelum ke Bali, dua seri sudah pernah dilaksanakan dalam China, tiap-tiap ke Daerah Perkotaan Keqiao (18-20 April) juga Wujiang (25-27 April). Total ada 14 kota yang mana bermetamorfosis menjadi kedudukan penyelenggaraan seri Piala Bumi hingga 6 September nanti.

"Indonesia terpilih kembali bermetamorfosis menjadi kedudukan untuk salah satu seri IFSC World Cup Bali 2025," demikian keterang resmi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), pada 14 Maret lalu.

Sejatinya Merah Putih juga sudah ada pernah menjadi tuan rumah pada 2022 serta 2023. Saat itu Jakarta, terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Bumi tersebut.

Pada edisi 2022 dalam Lot 16-17 SCBD, Jakarta, Hari Sabtu (24/9), atlet putra Tanah Air yakni Aspar Jaelolo mencatatkan waktu 5,39 detik yang tersebut mengantarkannya berubah menjadi juara seusai mengalahkan Kiromal Katibin, yang mana membukukan 5,75 detik di All Indonesian Final untuk nomor speed.

Untuk kategori putri, Tanah Air belum beruntung lantaran semata-mata berhasil menempatkan dua wakilnya hingga perempat final nomor speed, yaitu Nurul Iqamah kemudian Amanda Narda Mutia.

Saat itu, banyaknya 200 atlet dari 27 negara menjadi peserta, termasuk total 42 atlet dari pada negeri.

Kemudian, pada seri Ibukota Indonesia 2023, giliran Raharjati Nursamsa selama Semarang, Jawa Tengah, yang mana mencatatkan namanya sebagai juara untuk nomor speed putra.

Sementara delegasi putri ke nomor speed, Desak Made Rita Kusuma Dewi, harus puas sebagai runner up.

Menilik hasil dari dua kali berubah menjadi tuan rumah, Indonesia tentu memiliki prospek besar untuk kembali mendominasi turnamen.

Indonesia akan memanfaatkan kuota atau jatah maksimal sebagai tuan rumah, untuk mengikuti Piala Planet ke Bali.

Pelatih pasukan panjat tebing Negara Indonesia Hendra Basir menyatakan, Indonesi berencana mengirim 10 atlet putra lalu sembilan putri alias jumlah total maksimal, di nomor speed.

Sedangkan untuk nomor lead, Tim Garuda akan diwakili setiap enam atlet putra juga putri.

Meski begitu, ahli itu juga menyampaikan bahwa jajaran ahli bukan akan menginstruksikan para atlet untuk tampil memaksakan diri.

Hal itu dikarenakan, beberapa anak asuhnya sedang di serangkaian pemulihan (recovery), pasca menjalani jadwal yang tersebut ketat pada 2024.

Nama-nama besar atlet panjat tebing Indonesia yang dimaksud menjadi sorotan bumi sekarang, seperti jawara Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo, akan tampil pada kompetisi itu.

Selain dia, bintang lainnya yaitu Kiromal Katibin kemudian Desak Made Rita, juga akan tampil membela Ibu Pertiwi.

Dampak ekonomi

Pemerintah Negara Indonesia berharap, International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Bali 2025 dapat mendongkrak roda perekonomian daerah.

Ketua Organizing Committee IFSC World Cup Bali 2025 Irjen Pol Herry Heryawan mengemukakan eksekutif ingin kompetisi kelas planet itu dapat menghadirkan dampak ganda bagi Indonesia.

Dampak positif diperkirakan akan sangat signifikan, seperti meningkatnya kunjungan wisatawan, okupansi hotel atau penginapan murah, yang dimaksud semuanya tegak lurus dengan peningkatan pendapatan lewat sektor pariwisata.

Lalu terbukanya lapangan kerja baru melalui penyelenggaraan side event, satu di antaranya peningkatan pendapatan masyarakat dan juga peningkatan aktivitas kegiatan ekonomi dalam sekitar lokasi acara.

Ketua FPTI Bali Putu Yudi Atmika menyampaikan bahwa kejuaraan itu merupakan kesempatan untuk memperkenalkan pariwisata juga adat budaya Bali ke seluruh dunia.

Ditambah panggung besar yang dimaksud dinilai sebagai kesempatan untuk menunjukkan terhadap globus bahwa Indonesia, khususnya Bali, adalah destinasi unggulan untuk penyelenggaraan sport tourism.

Oleh akibat itu, semua pihak diharapkan juga mengambil bagian menyukseskan rencana kelas dunia itu.

Artikel ini disadur dari Indonesia, “menu” utama panjat tebing di dunia

Related Articles

Back to top button