Utusan Amerika Serikat sebut negara Israel tak punya niat hentikan agresi pada Daerah Gaza

Yerusalem/Istanbul – Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff menyatakan bahwa tanah Israel tak punya iktikad menghentikan agresinya ke Jalur Gaza.
Saat menemui keluarga sandera tanah Israel yang tersebut masih berada di Gaza, Ahad, Witkoff mengutarakan bahwa langkah yang dimaksud paling tepat bagi tanah Israel adalah mengusahakan kesepakatan gencatan senjata serta pertukaran sandera yang mana baru, demikian laporan Channel 12 Israel.
"Kami mau mengantar pulang para sandera, tapi negara Israel tampak belum siap menghentikan perang," kata Witkoff menurut sumber yang digunakan hadir pada reuni itu. Channel 12 bukan melaporkan waktu atau tempat penghadapan berlangsung.
Utusan Trump itu mengecam kebijakan pemimpin otoritas negara Israel Benjamin Netanyahu yang tersebut meneruskan serangan di Gaza. Menurutnya, negara Israel hanya sekali "memperpanjang peperangan meskipun tiada ada kemajuan lagi yang dapat dicapai".
"Saat ini, masih ada potensi yang mana dapat diraih oleh tanah Israel serta semua mediator. Kami terus menekan para mediator untuk melakukan apapun demi kembalinya para sandera," ucap dia.
Pernyataan Witkoff disampaikan menyusul rencana kelompok Hamas pada Hari Minggu untuk membebaskan tentara Israel-Amerika Alexander Idan pasca berunding dengan pihak Negeri Paman Sam di dalam sedang upaya mencapai gencatan senjata.
Terlebih, Presiden Trump akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Qatar, kemudian Uni Emirat Arab pada Selasa (13/5) hingga Hari Jumat (16/5) mendatang, walau rencana perjalanannya itu tak mencakup kunjungan ke Israel.
Media Amerika Serikat juga tanah Israel akhir-akhir ini melaporkan adanya ketegangan antara Trump juga Netanyahu. Pemerintahan Trump mengisyaratkan dapat mengambil langkah sendiri di kebijakan Timur Tengahnya tanpa mengantisipasi masukan dari Netanyahu.
Israel memperkirakan masih ada 59 sandera ke Jalur Gaza, satu di antaranya 21 yang tersebut diyakini masih hidup.
Sementara, lebih tinggi dari 9.000 warga Palestina hingga sekarang ditahan Israel. Grup pembela HAM melaporkan masifnya perkara penyiksaan, kelaparan, serta pengabaian medis, sehingga menyebabkan jatuhnya orang yang terluka jiwa.
Israel tak kunjung menghentikan blokade bantuan kemanusiaan ke Jalur Kawasan Gaza sejak 2 Maret, sehingga menyebabkan 2,4 jt warga Daerah Gaza terancam menderita kelaparan.
Televisi pemerintah negara Israel KAN turut melaporkan bahwa Netanyahu sudah ada mengkonfirmasi untuk komisi hubungan luar negeri kemudian pertahanan Knesset (parlemen Israel) bahwa ada "kemungkinan kuat" Alexander Idan benar akan dibebaskan.
Sudah tambahan dari 52.800 warga Palestina, sebagian besarnya adalah wanita juga anak-anak, tewas akibat serangan negara Israel terhadap Jalur Daerah Gaza sejak Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November sesudah itu terhadap pemimpin otoritas tanah Israel Benjamin Netanyahu lalu mantan petinggi pertahanan Yoav Gallant berhadapan dengan tuduhan kejahatan pertempuran lalu kejahatan terhadap kemanusiaan di dalam Gaza.
Israel juga berada dalam menghadapi gugatan genosida dalam Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serbuan militernya di wilayah tersebut.
Sumber: Anadolu
Artikel ini disadur dari Utusan AS sebut Israel tak punya niat hentikan agresi di Gaza