Teknik & Strategi

Era Baru Juventus Sentuhan Ajaib Thiago Motta dan Peran Kunci Cambiaso!

Bersiaplah para Juventini! Era baru Juventus di bawah asuhan Thiago Motta telah dimulai, menjanjikan sepak bola proaktif dan taktik modern yang revolusioner. Salah satu bintang yang bersinar terang di era ini adalah Andrea Cambiaso. Penasaran bagaimana taktik Motta akan mengubah wajah Si Nyonya Tua? Mari kita selami lebih dalam!

Debut Impresif Melawan Como: Formasi Fleksibel dan Peran Kunci

Dalam laga perdana melawan Como yang mengusung formasi 4-4-2, Juventus tampil dengan formasi di atas kertas 4-2-3-1. Dusan Vlahovic menjadi ujung tombak, ditopang oleh talenta muda Kenan Yildiz di posisi nomor 10. Di posisi sayap, ada Timothy Weah dan Samuel Iling-Junior. Lini tengah diisi oleh duo Adrien Rabiot dan Manuel Locatelli, sementara kuartet pertahanan diisi oleh Andrea Cambiaso di bek kanan, Tiago Djaló di bek kiri, serta Federico Gatti dan Bremer sebagai bek tengah. Gawang Juventus dikawal oleh Michele Di Gregorio.

Juventus menunjukkan beberapa variasi menarik dalam membangun serangan. Di awal babak pertama, terlihat penggunaan struktur tiga bek dengan dua gelandang yang berdekatan. Bek kiri cenderung tetap di belakang bersama dua bek tengah. Yang menarik adalah peran Cambiaso di bek kanan. Ia bergerak bebas di half-space dan naik cukup jauh, sementara winger kanan melebar maksimal. Hal serupa terjadi pada Iling-Junior di sisi kiri, yang selalu berada di sayap.

Fleksibilitas Cambiaso: Senjata Rahasia Motta

Salah satu fitur taktikal utama Thiago Motta adalah kemampuan Cambiaso untuk bermain sebagai inverted fullback. Dalam momen build-up serangan, ia merapat ke tengah bersama Rabiot untuk membentuk double pivot. Setelah bola diprogresikan ke sayap, ia akan naik dan meminta bola untuk memindahkan arah serangan, dengan tujuan mengacaukan pertahanan lawan.

Tak hanya itu, pemain berusia 24 tahun ini juga kerap merangsek masuk ke half-space dan mengirimkan early cross ke Vlahovic. Meskipun sundulannya masih melebar, pemahaman taktik Cambiaso terlihat sangat tinggi. Ia mampu mengalirkan bola dan menerapkan prinsip third-man run untuk lepas dari pressing Como.

Adaptasi Motta dan Kontrol Permainan yang Cerdas

Di babak kedua, Motta melakukan perubahan pola build-up setelah cedera Weah, yang digantikan oleh Nicolò Savona yang berposisi fullback. Perubahan ini membuat Cambiaso diplot lebih ke depan, sehingga Juventus tidak lagi menggunakan inverted fullback. Sebaliknya, Cambiaso lebih sering bermain ke tengah atau half-space meskipun posisinya sebagai winger. Ini menunjukkan kemampuan adaptasi Thiago Motta yang luar biasa terhadap ketersediaan pemain, dan bagaimana para punggawanya mampu menjalankan taktik yang ia instruksikan.

Menariknya, di 30 menit awal pertandingan, Juventus justru kalah jauh dalam penguasaan bola. Bahkan setelah babak pertama usai, penguasaan bola Como sedikit lebih unggul. Namun, ini adalah momen di mana taktik Motta dalam fase tanpa bola diuji. Meskipun kalah possession, Como tidak mampu mengancam gawang Di Gregorio. Tidak ada satu pun tembakan yang berhasil mereka lepaskan dalam 30 menit tersebut, dan hanya satu tembakan yang tercatat di akhir babak pertama. Ini membuktikan bahwa kualitas taktik Juventus, bahkan tanpa bola, patut diacungi jempol!

Juventus bertahan dengan formasi 4-4-2 dan ketinggian garis pertahanan mereka mengikuti lawan, seringkali berada di blok medium. Ketika lawan melakukan goal kick, Juventus akan menerapkan high press yang agresif, seringkali diawali oleh Vlahovic yang mengarrahkan build-up lawan ke sisi tertentu dengan pressing melingkar. Jika bola sudah diarahkan, pemain lain akan mendekat ke sisi bola untuk melakukan man-marking hingga lawan tidak memiliki opsi, memaksa mereka membuang bola ke belakang atau ke depan.

High press ini sering diubah menjadi serangan transisi cepat. Seperti yang terlihat pada klip, ketika Yildiz berhasil memenangkan bola, ia segera mengarahkannya ke gawang dan menghasilkan satu tembakan. Di momen lain, build-up lawan digagalkan dan langsung diubah menjadi serangan cepat. Locatelli mendapatkan bola dan meneruskannya ke depan, namun sayang sepakan Vlahovic masih membentur tiang gawang.

Menggebrak Pertahanan Lawan: Switch Play dan Winger yang Melebar

Sebuah tim perlu memiliki taktik untuk membongkar atau mendisorganisasi pertahanan lawan. Salah satu senjata yang digunakan Motta adalah switch play atau perpindahan arah serangan dengan cepat. Melalui switch play ini, pertahanan lawan yang merapat ke satu sisi harus bergeser ke sisi lain. Kuncinya lagi-lagi ada pada winger yang selalu melebar maksimal, tetap berada di area kelebaran atau sayap meskipun bola jauh dari mereka. Untuk menerapkan switch play atau perpindahan serangan dengan cepat, diperlukan pemain yang stay wide atau tetap di area kelebaran.

Pada momen ini, Iling-Junior bisa menerima bola switch dari Yildiz dengan ruang yang sangat terbuka. Selanjutnya, tinggal kecepatan untuk penetrasi sebelum pertahanan Como bergeser. Situasi inilah yang terjadi pada gol pertama Juventus, diawali oleh perebutan bola lalu dilanjutkan dengan serangan transisi. Terlihat winger tetap melebar, lalu dilakukan switch play ke arah Iling-Junior. Ia cukup bebas dan pertahanan Como masih unbalance, yang dimanfaatkannya dengan melakukan cut inside tak terbendung dan melepaskan tembakan curling yang mengarah ke sudut gawang Pepe Reina.

Gol yang terjadi di menit awal ini juga yang membuat game plan Juventus tidak banyak memegang possession hingga menjelang babak pertama usai. Mereka berhasil menambah satu gol lagi dengan skema yang sama: winger melebar. Berawal dari free kick, kali ini Yildiz yang berada di sayap menerima bola switch dari Locatelli. Ia melakukan aksi individu untuk bisa mengirim cutback. Menariknya, seolah memiliki mata di belakang, Vlahovic memilih melepas bola yang kemudian mengarah ke Weah. Putra dari legenda sepak bola George Weah ini sukses menceploskan bola ke gawang.

Setelah dua gol ini, Juventus praktis mendominasi laga. Possession pada babak kedua mereka ambil alih dengan bermain lebih mengontrol penguasaan bola hingga 68%. Lagi-lagi tim asuhan Cesc Fabregas dibuat tidak banyak mendapatkan peluang dan hanya mencatatkan dua tembakan bernilai xG kecil.

Pertahanan Juventus pada laga ini bermain solid dan juga punya andil pada gol terakhir mereka. Mereka berhasil mematahkan serangan Como yang dilanjutkan dengan transisi cepat. Kita bisa lihat juga posisi Cambiaso yang masih di belakang. Bola diarahkan ke Iling-Junior lalu kembali dilakukan switch play yang menjadi andalan untuk merusak organisasi lawan. Kembali kita lihat juga Cambiaso yang menjaga lebar lapangan. Dengan cut inside, ia mencari ruang tembak lalu menggunakan kaki kirinya berhasil menceploskan bola ke gawang Como, menjadikan skor 3-0!

Awal yang Menjanjikan: Si Nyonya Tua dengan Gaya Baru!

Skor 3-0 di laga ini memang menunjukkan permainan yang meyakinkan dari Juventus. Namun, terlalu dini untuk menilai kemampuan Motta hanya dari satu pertandingan. Meskipun begitu, setidaknya ada hal menarik yang bisa kita pantau setiap minggu saat menonton Juventus, yaitu sepak bola yang proaktif dan atraktif yang dimainkan oleh generasi baru Si Nyonya Tua!

Related Articles

Back to top button