José Altafini: Legenda Ganda yang Bermain untuk Brasil dan Italia di Piala Dunia

Di era sepak bola modern, membela dua negara dalam kompetisi resmi internasional adalah hal yang mustahil. Namun, sejarah punya caranya sendiri untuk menciptakan pengecualian. Salah satunya adalah kisah luar biasa dari José Altafini, seorang pemain yang mencicipi atmosfer dua Piala Dunia dengan dua seragam berbeda: Brasil dan Italia.
Mazzola dari Brasil
Lahir pada 24 Juli 1938 di Piracicaba, Brasil, José João Altafini tumbuh dalam bayang-bayang nama besar dari sepak bola Italia, Valentino Mazzola. Di kampung halamannya, Altafini dikenal dengan julukan Mazzola—bukan tanpa alasan. Julukan itu menjadi semacam pertanda arah hidupnya: kelak ia akan meninggalkan Brasil dan menjadi bintang di tanah leluhur ayahnya, Italia.
Pada usia 19 tahun, talenta muda ini dipanggil membela Timnas Brasil di Piala Dunia 1958 yang digelar di Swedia. Ia tampil impresif, mencetak dua gol di fase grup, dan sempat menjadi andalan lini depan Selecao sebelum posisi utamanya tergeser oleh kembalinya Pelé dan Vavá yang pulih dari cedera.
Meski hanya menghuni bangku cadangan di final, Altafini tetap masuk dalam daftar skuad juara dunia Brasil. Itu adalah permulaan dari perjalanan epik yang akan membawanya ke panggung sepak bola Eropa.
Melesat di Italia, Menjadi Mesin Gol Rossoneri
Setelah turnamen berakhir, Altafini tak pulang ke Brasil. Ia menerima tawaran dari AC Milan, dan di sanalah namanya menjelma menjadi legenda. Bersama Rossoneri, ia mencetak lebih dari 160 gol, mempersembahkan gelar Serie A, dan yang paling ikonik: trophy European Cup (sekarang Liga Champions UEFA).
Berkat garis keturunan dari sang ayah, Altafini memiliki kewarganegaraan ganda, yang saat itu memberikan celah untuk berganti tim nasional—sesuatu yang masih diperbolehkan oleh FIFA di era 1960-an, asalkan belum terikat administratif penuh.
Berganti Seragam: Dari Kuning-Hijau ke Biru Langit
Tak lama berselang, pada awal 1960-an, Italia memanggilnya untuk bergabung dengan skuad Gli Azzurri. Di Piala Dunia 1962 di Chile, Altafini kembali mencicipi turnamen tertinggi sepak bola dunia—kali ini mengenakan kostum biru kebanggaan Italia.
Ia turun ke lapangan bersama nama-nama besar yang kelak menjadi legenda, seperti Gianni Rivera, Cesare Maldini, dan Giovanni Trapattoni. Sayangnya, langkah Italia terhenti di fase grup. Salah satu penyebab kegagalan itu adalah laga panas kontra tuan rumah Chile yang kini dikenal sebagai “The Battle of Santiago”—pertandingan brutal yang menjadi simbol kekacauan era itu.
Simbol Era Transisi Sepak Bola Internasional
José Altafini menjadi representasi nyata dari masa ketika regulasi FIFA belum membatasi pemain seketat sekarang. Ia adalah salah satu dari segelintir pemain yang tampil di dua Piala Dunia untuk dua negara berbeda.
Meski bukan satu-satunya—Alfredo Di Stéfano dan Ferenc Puskás juga pernah merumput dengan dua bendera—Altafini tetap menorehkan tempat istimewa dalam sejarah karena berhasil melakukannya di dua negara besar sepak bola dunia.
Karier Usai, Suara Tetap Bersinar
Setelah gantung sepatu, Altafini tak benar-benar meninggalkan sepak bola. Ia bertransformasi menjadi komentator televisi sepak bola di Italia, membawakan laga-laga Serie A dengan logat Brasil yang tetap kental.
Meski aksennya tak pernah benar-benar hilang, suaranya menjadi ciri khas tersendiri dalam dunia penyiaran olahraga Italia. Ia tetap dikenang bukan hanya karena gol-golnya, tetapi juga karena perjalanan uniknya yang menjembatani dua benua, dua tim nasional, dan dua dunia sepak bola yang berbeda.
Penutup
Kisah José Altafini mengingatkan kita bahwa sepak bola tidak selalu bermain dalam batas-batas yang kaku. Ia membuktikan bahwa sejarah bisa membelokkan garis aturan, dan bahwa bakat sejati akan selalu menemukan jalannya—tak peduli dari benua mana ia berasal.