Ekonomi Bisnis

Hadapi Tarif Trump, Mereka yang dimaksud Melawan dan juga yang mana Memilih Negosiasi

JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal yang digunakan diumumkanPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan seluruh dunia. Tak hanya saja mematok tarif dasar 10 persen, Trump “menghukum” beberapa orang negara yang mana perdagangannya dinilai timpang lalu merugikan Amerika.

Negara-negara yang digunakan terkena tarif jumbo Trump di area Asia antara lain China yang mana di dalam awal pengumuman dikenai tarif 34 persen, Indonesia sebesar 32 persen, Tanah Melayu 24 persen, Thailand 36 persen, Vietnam 46 persen, Jepun 24 persen, Korea Selatan 25 persen, lalu berbagai lagi.Bahkan, sekutu Negeri Paman Sam seperti Eropa juga negara Barat lainnya tak luputdari tarif resiprokal Trump.

Beberapa hari setelahnya pengumuman yang mengejutkan tersebut, Trump menghasilkan pengumuman lain yang menghasilkan negara-negara mitra dagang Amerika sedikit lega. Trump memutuskanmenunda pengenaantarifnya selama 90 hari pada upaya untuk memproduksi kesepakatan yang tersebut disesuaikan dengan masing-masing negara. Tapi sebaliknya, Trump memukul China dengan tarif yang digunakan lebih banyak “gila” sebesar 125 persen dengan alasan negara itu melawan serta “tak menghormati” tindakan Negeri Paman Sam tentang tarif.

Sesungguhnya China tak sendiri di penolakannya berhadapan dengan kebijakan sepihak Amerika. Ada negara lainnya yang mana juga berkeras juga siap membalas tarif Trump dengan tarif mirip untuk ekspor barang-barang Amerika Serikat ke negaranya. Namun, sebagian besar negara memang sebenarnya memilih “tidak melawan” kemudian memutuskan siap bernegosiasi dengan Negeri Paman Sam agar tak kena “murka” Trump serta administrasinya.

Berikut adalah negara-negara yang digunakan memilih untuk melawan dan juga membalas tarif Amerika:

1. China
China sudah pernah merencanakan tarif balasan sebesar 34% minggu lalu. Menanggapi perlawananChina tersebut, Trump meninggal tarif melawan barang-barang China menjadi 104% serta mulai berlaku pada Rabu pagi. Aksi ini pun dibalas pemerintahan China dengan meningkatkan tarif menghadapi barang-barang Amerika Serikat menjadi 84%.

“Praktik Negeri Paman Sam untuk meningkatkan tarif berhadapan dengan China adalah kesalahan pada berhadapan dengan kesalahan lainnya, yang mana secara penting melanggar hak serta kepentingan sah China lalu secara serius merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan,” kata Kementerian Keuangan China.

Sebagai tanggapan, Trump meninggikan tarif menghadapi barang-barang China menjadi 125% alih-alih memberi negara itu penangguhan, seperti yang diberikannya terhadap sebagian besar negara lain. “Seperti yang telah lama saya katakan berulang kali, China adalah perekonomian paling tidaklah seimbang di sejarah dunia modern juga merekan adalah sumber terbesar hambatan perdagangan AS,” kata Menteri Keuangan Scott Bessent pada konferensi.

2. Uni Eropa
Pejabat Uni Eropa memberikan pengumuman pada hari Rabu untuk menerapkan tarif balasan berhadapan dengan barang-barang AS. Tarif blok yang dimaksud akan memengaruhi sekitar USD23,2 miliar ekspor AS, menurut Bloomberg, dan juga merupakan respons terhadap tarif baja serta aluminium yang sebelumnya diterapkan, menurut pernyataan yang tersebut dirilis oleh para pejabat.

Related Articles

Back to top button