eksekutif sebut diversifikasi bursa ekspor solusi hadapi tarif Trump

DKI Jakarta – Deputi Area Kesepahaman Pengelolaan serta Penguraian Usaha Badan Usaha Milik Negara Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menilai, diversifikasi lingkungan ekonomi ekspor berubah jadi salah satu solusi yang sedang difokuskan pemerintah pada menghadapi tarif resiprokal Negeri Paman Sam yang tersebut dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurutnya, pencarian lingkungan ekonomi yang dimaksud mampu berubah jadi tujuan ekspor baru diperlukan diwujudkan agar Indonesi tak terlalu bergantung pada Amerika Serikat sebagai negara utama tujuan ekspor.
“Kita perlu mendiversifikasi negara-negara ekspor yang dimaksud non tradisional, begitu juga dengan komoditasnya. Negara-negara seperti (di wilayah) Afrika, Timur Tengah itu yang mana kita optimalkan. Kita juga menggerakkan perdagangan inter-ASEAN,” ujar Ferry di acara Sarasehan Kebangsaan BPIP dalam Jakarta, Selasa.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat pada waktu ini memang benar berubah menjadi negara kedua tujuan ekspor utama bagi Nusantara setelahnya China. Pada 2024, total nilai ekspor Negara Indonesia ke Amerika Serikat tercatat mencapai 26,31 miliar dolar AS.
Produk ekspor utama mencakup mesin lalu peralatan listrik, pakaian, alas kaki, lemak lalu minyak hewani, nabati, serta item pecahannya.
Untuk mengoptimalisasi pangsa bursa baru, otoritas Indonesia juga sedang berfokus memperluas cakupan kerja identik luar negeri dengan beragam skema kerangka kemitraan ekonomi.
Ferry menyinggung beberapa dalam antaranya yang tersebut telah berubah menjadi anggota yakni G20, RCEP, serta BRICS+. Sementara yang digunakan sedang di langkah-langkah aksesi keanggotaan yaitu OECD juga CP-TPP.
Selain itu, otoritas pada waktu ini sedang di langkah-langkah negosiasi IEU-CEPA dengan Uni Eropa yang ditargetkan rampung pada semester I 2025.
“Harapannya, pembangunan ekonomi (bisa) meningkat, maupun perdagangannya juga meningkat,” terangnya.
Lebih lanjut, Ferry menyampaikan Indonesia dapat mengantisipasi dampak dari kebijakan tarif Trump dengan memaksimalkan ketahanan perekonomian nasional. Hal ini dapat dikerjakan dengan tiga cara.
Pertama, memanfaatkan teknologi digital pada segala aspek pemerintahan.
Kedua, memaksimalkan hilirisasi.
Serta ketiga, meningkatkan ketahanan pangan maupun energi.
Adapun pada waktu ini Indonesi dan juga Amerika Serikat sedang di tahap negosiasi tarif. Kedua negara setuju menyusun peta jalan (roadmap) perdagangan dengan tenggat selama 60 hari ke depan.
Pembahasan teknis negosiasi Indonesia-AS akan mempertimbangkan lima fokus, yakni menyimpan ketahanan energi nasional, memperjuangkan akses bursa ekspor, menggerakkan kemudahan mencoba melalui deregulasi, merancang rantai pasok bidang strategis, satu di antaranya mineral kritis, juga memperluas akses terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi.
Artikel ini disadur dari Pemerintah sebut diversifikasi pasar ekspor solusi hadapi tarif Trump