Ekonomi Bisnis

Perkuat Ekosistem Pasar Tradisional, BSI Dorong Transaksi Penjualan Langsung UMKM

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk ( BSI ) mengoptimalkan kegiatan ritel dalam pasar- pangsa tradisional dengan menggarap biosfer bursa guna menguatkan inklusi keuangan syariah pada kalangan pelaku UMKM . Langkah ini diambil untuk menggerakkan perekonomian lokal, khususnya di area sektor bisnis mikro, kecil, lalu menengah (UMKM), yang tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna menjelaskan, pangsa tradisional merupakan pusat ekonomi penting bagi penduduk di dalam tingkat akar rumput. Oleh dikarenakan itu, penguatan habitat pangsa dengan memanfaatkan instrumen keuangan syariah diyakini dapat memperkokoh ketahanan perekonomian masyarakat.

“Saat ini, BSI menyasar pangsa untuk merancang sistem ekologi halal yang terhubung dari hulu hingga hilir, mulai dari proses produksi hingga pelanggan di area pasar. Pasar Beringharjo pada Yogyakarta menjadi yang tersebut pertama di pengembangan biosfer pangsa ini, mengingat Yogyakarta merupakan kota wisata yang mana memiliki pengaruh besar di perekonomian,” ujar Anton.

BSI mengidentifikasi beberapa jumlah peluang layanan perbankan syariah yang tersebut dapat dikembangkan dalam pangsa tradisional, termasuk pemanfaatan BSI Agen, QRIS, juga EDC. Ini adalah bertujuan untuk memacu proses keuangan syariah digital agar publik dapat bertransaksi dengan lebih tinggi aman, cepat, lalu mudah.

“Dengan memperkenalkan teknologi digital seperti QRIS kemudian EDC, kami berharap inklusi keuangan syariah semakin meningkat. Akses ke layanan keuangan ini terbuka tambahan luas untuk seluruh segmen nasabah, termasuk penjual bursa lalu pelaku UMKM,” jelas Anton.

Sebagai bagian dari strategi ini, BSI terus mengedukasi para peniaga serta wirausaha dalam pangsa tradisional mengenai pentingnya penanaman modal emas juga memberikan pembiayaan untuk modal usaha, baik untuk bisnis mikro, kecil, maupun menengah. Inovasi ini diharapkan dapat memacu perkembangan sektor ekonomi warga kemudian meningkatkan pemanfaatan layanan perbankan syariah di dalam seluruh lapisan masyarakat.

Di wilayah Yogyakarta, BSI sudah pernah berhasil mengembangkan layanan QRIS dengan total 21.000 merchant juga nilai proses hingga Maret 2025 mencapai Rp16,3 miliar. Dengan lebih tinggi dari 3.500 proses per merchant, sektor UMKM di dalam Yogyakarta, yang dimaksud didominasi oleh penjual besar juga eceran juga wirausaha di dalam bidang makanan, minuman, sosial budaya, dan juga kerajinan, menunjukkan peluang besar untuk peningkatan sektor ekonomi berbasis digital.

“BSI Agen, QRIS, juga EDC adalah solusi yang digunakan sangat relevan untuk mempercepat digitalisasi operasi di area pasar-pasar tradisional. Kami akan terus mengoptimalkan peluang ini untuk menggerakkan proses ritel yang tersebut lebih tinggi efisien serta inklusif,” tambah Anton.

Menurut data dari Kemenko Perekonomian, UMKM berperan penting pada perekonomian Indonesia, menyumbang 60% terhadap Layanan Domestik Bruto (PDB) dan juga mengakomodasi hampir 97% tenaga kerja di area Indonesia. Oleh akibat itu, pemberdayaan UMKM melalui akses keuangan yang dimaksud lebih lanjut baik menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan perekonomian nasional.

Related Articles

Back to top button