Gaya Hidup

Mengenal teknik “sea wash”, cuci denim dengan air laut

Ibukota – Teknik mencuci celana jeans dengan air laut, atau yang digunakan dikenal dengan istilah sea wash, semakin menantang perhatian kalangan pencinta denim khususnya raw denim. Teknik ini bukanlah sekadar tren baru, melainkan praktik yang dimaksud telah terjadi dibicarakan sejak pertengahan 2000-an kemudian sekarang ini bahkan secara resmi direkomendasikan oleh merek ternama A.P.C. ke website resminya.

Sea wash merupakan metode mencuci jeans menggunakan air laut lalu pasir pantai guna menciptakan efek fading (pemudaran warna) yang mana alami. Dengan memanfaatkan sifat abrasif pasir juga garam laut, teknik ini dipercaya mampu menciptakan tampilan denim yang dimaksud lebih lanjut unik kemudian weathered, atau tampak terpakai alami sebab paparan lingkungan.

Secara umum, teknik ini direalisasikan dengan cara mengenakan jeans lalu secara langsung masuk ke laut. Setelah jeans basah, pemakai kemudian menggosokkan pasir pantai ke permukaan kain, kemudian membilas kembali jeans yang disebutkan ke air laut. Tahap akhir biasanya melibatkan bilasan dengan air tawar untuk menghilangkan sisa garam kemudian pasir.

Meski terdengar tidaklah lazim bagi penduduk umum, ritual ini telah berubah menjadi bagian dari tradisi di komunitas raw denim global. Bahkan, forum daring seperti Superfuture mencatatkan diskusi terkait praktik ini sejak tahun 2006.

Beberapa pengamat denim, seperti yang tersebut disitir dari media gaya hidup Heddels, menyatakan bahwa teknik ini mampu jadi lebih lanjut merupakan lelucon internal komunitas atau strategi pemasaran jenama denim mentah, mengingat anjuran untuk tiada mencuci jeans selama berbulan-bulan sebelum akhirnya “dimandikan” di dalam laut terdengar tidaklah masuk akal bagi warga awam.

Pro serta kontra di bumi denim
Meskipun dapat memunculkan efek fading yang dramatis, teknik sea wash bukanlah berarti tanpa risiko. Paparan pasir dan juga garam dapat mempercepat keausan pada serat kain, sehingga berpotensi memperpendek umur jeans. Beberapa merek denim seperti Self Edge justru merekomendasikan pencucian menggunakan mesin setiap 45 hingga 60 kali pakai demi mempertahankan ketahanan material.

Para ahli menyatakan bahwa mencuci jeans secara berkala dengan mesin dan juga deterjen ringan justru membantu menjaga kebersihan lalu kesegaran serat kain. Proses pencucian mesin dianggap mampu menyingkirkan kotoran, minyak, juga partikel abrasif yang digunakan dapat menghancurkan bangunan denim dari dalam.

“Jika Anda hanya sekali mencuci jeans setiap enam bulan sekali, pastikan pencucian yang disebutkan benar-benar optimal. Gunakan air bersih dan juga pastikan tidaklah ada sisa kotoran atau pasir yang mana tertinggal di serat kain,” demikian salah satu saran dari kalangan pemerhati denim yang tersebut ditulis Heddels di laman resminya.

Pada akhirnya, memilih mencuci jeans dengan metode sea wash atau cara konvensional merupakan pilihan pribadi. Bagi sebagian orang, pengalaman berjalan di dalam pantai mengenakan denim mentah kemudian mencatatkan tanggal pencucian pertama ke bagian di kantong bisa jadi menjadi ritual yang bermakna. Namun dari sisi fungsionalitas lalu ketahanan pakaian, mencuci dengan mesin masih bermetamorfosis menjadi metode paling dianjurkan.

Apa pun pilihan Anda, penting untuk merawat kebersihan jeans sebelum diserahkan untuk perbaikan atau pemakaian di situasi sosial. “Anda bebas melakukan apa pun terhadap jeans Anda, namun pastikan terus menghormati kenyamanan khalayak lain,” tulis Heddels.

Dengan segala keunikannya, teknik sea wash bermetamorfosis menjadi cerminan filosofi hidup pada dunia raw denim: menerima perubahan, merayakan ketidaksempurnaan, kemudian menjadikan pakaian sebagai bagian dari perjalanan hidup pemakainya.

Artikel ini disadur dari Mengenal teknik “sea wash”, cuci denim dengan air laut

Related Articles

Back to top button